Cari Blog Ini

Kamis, 15 Maret 2018

Sky chapter 1(Pemulihan)

Langit telah melahirkan warna jingga, dengan perpaduan lembayung senja yang tak pernah mengecewakan rasa meski dalam jangka waktu yang terbilang singkat. Gradasi warnanya sesaat namun selalu turut menawarkan keindahan untuk diabadikan, siapapun akan jatuh cinta melihatnya. Juga sebagai bentuk peringatan bahwa hari ini telah selesai, untuk segera bersiap menyambut gelapnya malam dengan hiruk pikuknya yang tak bisa tentram, penuh ancaman. Tapi kedua cewek berseragam putih abu itu tetap asik duduk manis dibangku pojokan coffee shop langganan mereka. Yang satu sibuk berbicara sambil terisak, yang satu mendengar sambil sibuk menata rambutnya dicermin yang tidak pernah absen dibawanya. Meski ujung-ujungnya tiada perubahan pasti pada tataan rambut yang diopreknya sedari tadi. Tetap lurus bercabang dan kering, layaknya serabut jagung.
"Udah deh sky, enough. Semua udah berakhir kan? Inget! Cowok bukan cuma Daru. Masih banyak yang ok, Fiki misal."
"Yah Ra, yang bisa liat Fiki ganteng kan cuma lo".
Sky menaruh dagunya diatas meja sambil menghela nafas berkali-kali. Hendak menangis tapi air matanya kering. Parasnya pucat entah karena perasaannya yang sedang risau, atau karena menghabiskan dua gelas v60 padahal dia seharian belum menyentuh karbohidrat. 
Namanya Amarinda Sky, yang artinya langit yang cerah. Si badan tipis yang justru kalau makan porsi kuli. Kelakuannya minus, sering jadi bahan cerita bagi temen-temennya yang butuh hiburan. Konyol, camal, candaan receh, gelak tawa yang menggelegar dan mimik wajah yang selalu ceria, gak selaras sama penampilan fashionablenya yang justru harusnya cocok kalau pembawaan pribadi dia itu anggun dan kalem. Begitulah kira nya definisi dari cewek yang akrab dipanggil Sky. Meski demikian rasa sayang dari sahabatnya tetap mengalir lancar dan deras disaat mereka harus paham kalau ngobrol sama Sky perlu kesabaran extra, ngobrolnya sering kali gak serius kalau gak dibercandain ya agak telmi.
Dan yang dari tadi menggerutu ngomelin Sky pakai petuah yang itu-itu saja namanya Tera. Sohib Sky paling dihati. Si penguin berambut jagung. Sky paling gemas sama Tera yang menurutnya paling asik kalau diajak curhat ketimbang sama Nesa atau Fiki. Mereka gak akan se-responsif itu, soalnya si Tera ini paling dewasa walaupun dari segi umur dia paling bontot tapi selalu punya solusi bagi sahabatnya yang lagi pada kebawa beban masalah dalam bentuk apapun apalagi masalah percintaan, yang padahal pacaran aja Tera belum pernah.
Kali ini masalahnya Sky lagi patah hati, gimana engga, selama 8 bulan akhirnya hubungan dia sama Daru mesti kandas juga. Disaat Sky lagi cinta-cintanya sama
Hubungan mereka. Masalahnya sepele, Daru bosen dan capek jarak rumah mereka super jauh sedangkan kalau mereka nge-date waktu yang bisa dimanfaatin buat ini itu malah habis diperjalanan. Hal yang bikin Sky makin sesek hati sih bukan putusnya, tapi berita kalau Daru balikan sama mantannya, Kesya. Si cantik yang pergerakannya super ayu kayak putri-putri Solo kalau diumpamain, pokoknya kalau disandingin sama Sky ya jelas beda 360 derajat. Perasaan sedih menyulut hatinya secepat api membakar kertas. Itu yang bikin Sky seharian gak bergairah. Kepinginnya ngumpet dibalik selimut lengkap dengan headshet, playlist sad songs berharap setelah itu perasaannya menjadi lebih tenang. Pokoknya kalau lagi galau gak cocok banget namanya Amarinda Sky si langit yang cerah, cocoknya Rain in the Sky, mendung, gerimis lalu hujan deras bisa bisa banjir kalau didiemin lama-lama.
Sampe gak mempan meski semua sohibnya berusaha keras jelasin alasan putus Daru yang gak masuk akal.
"Bilang aja tuh si Daru cuma mau balikan sama Kesya. Cowok kaya gitu udah bagus ditinggalin dari sekarang. Bersyukur lo Sky belum sejauh itu lo dibiarin mendalami perasaan barengan tu cowok, ayo deh ah Up lagi, bukan lo banget kalau kusem kayak gini."
Sejenak Sky terlena dalam lamunan. Coba mencerna segala upaya bahasa yang temannya lempar berharap dia bisa menangkap dengan sempurna. 
"Tapi bentar lagi gue ulang tahun, lah dia malah tinggalin gue." Suara lirih itu bukan bikin Tera kasian dengernya, justru pengen ngakak sekeras mungkin ngalahin suara live music yang baru saja mulai menambah suasana ramai ditempat mereka kongkow. "Lo tau kan gimana gue all outnya pas dia ulang tahun" sambung Sky meneruskan kalimanya tadi. Kekanakannya muncul lagi.
"Ah, Sky....sky...." Tera geleng-geleng kepala sambil nahan ketawa.
Usaha Tera sia-sia nyoba nahan langit supaya gak hujan. Merasa percuma exited sendirian jelasin kalau hidup itu masih jalan kok setelah lo putus, paru-paru lo kan bukan Daru, itu yang sedari tadi terlintas dipikiran Tera yang gak tau harus ungkapinnya gimana. Lagian mereka belum kepaut waktu yang lama, dan bukan juga karena konflik putus yang berat, masih ditingkat wajar untuk bergerak dan move on. Meski gitu Tera gak lelah bantu ngembaliin semangat Sky yg lg hilang diculik awan hitam, menunggu Langit kembali menyinari dengan wajah yang berbinar, cengar cengir cengengesannya yang khas, si super ceria sebagai pembawa energi positif. Maklum aja Sky paling hobi diputusin cowok pas lagi sayang-sayangnya dengan alesan gak kelas, kalau gak ya paling diselingkuhin saking polos dan gampang dibohongin, kesempatan banget sih buat cowok-cowok pemain pro bahkan yang masih di level newbie.

*
Tanpa terasa sepekan telah berlalu, entah mengapa hari ini langit sebegitu cerahnya, golden hour bagi para penggemar selfie. Dari kejauhan suara Curt Cobain yang khas terdengar jelas dibarengin dengan suara cempreng seorang cewek dari balik pintu kamar paling pojok dilantai dua. Sky muterin musik kenceng banget pagi ini, jelas dari tadi dipanggilin ibu dia gak akan bisa denger. Setelah mengikat tali dikedua sepatunya yang kinclong bersinar seperti baru hasil cuci diskonan dari sneakeclean langganan Fiki, dia berlari kecil keluar kamar, memberikan lagi senyum yang manis kepada sebayanya, kepada yang muda, hingga yang tua. Menyiapkan koran dan secangkir teh hangat untuk ayahnya, membantu ibu mencuci piring kotor sehabis sarapan, padahal hampir telat dia pergi sekolah, suasana hatinya lagi baik meski terkadang masih merindukan Daru dengan hanya sekedar menuggu layar handphonenya ada notification dari cowok yang masih ada tempat dihatinya, padahal disekolah juga pasti ketemu. Dimulai dari hari ini Sky berjanji kepada dirinya sendiri untuk bangkit kembali. Pagi itu semuanya berjalan baik hingga Sky menerima pesan dari nomer tidak dikenal yang ternyata itu adalah Genta. Orang yang tidak bisa disebut teman, tapi juga tidak bisa disebut tidak kenal. Genta itu temen sepermainan Andro kakaknya Sky. Dulu sih sering Andro nyampein salam ke Sky katanya dari Genta, tapi yang dikasih salam cuek aja.
"Sky, gue butuh bantuan. Boleh minta tolong ke lo ga?."
Siapa tidak terkejut, jarang bertemu, sudah lama juga gak pernah kontakan. Tetiba saja dimintain tolong tanpa permisi. Dulu sih emang dia sering ngehubungin, ngirim pesan ke Sky tengah malem hampir ke subuh karena tau Sky hobby begadang, terus dia kirimnya foto-foto hantu. Gimana gak di anggurin tuh cowok. Terkadang sering kirim pesan gak jelas, kayak nanya-nanya jurusan angkot, tempat karaoke yang comfort, sampe tempat creambath yang worth it. Setelah sekian abad, cowok super aneh itu muncul lagi.
"Selama gue mampu bantu ya gue bantu, apaan emang?"
Sejujurnya dia bales message itu karena penasaran, bukan care amat. Tapi yang pertama kirim pesan malah ngilang tanpa pamit.
...
Siang ini terik banget disekolah, panasnya bikin es kelapa aja gak bisa ngilangin rasa dahaga. Matahari berasa tepat diatas kepala. Sedikit lagi saja bisa terbakar. Rasa-rasanya kepingin langsung loncat aja ke kolam renang yang airnya paling dingin. Dikutub sekalian kalau bisa. Sky, Tera, Nesa dan Fiki lagi kumpul bareng sambil ngenyot es potong depan sekolahan saking es kelapa gak ngaruh apa-apa. Hari ini ceritanya mereka lagi urusin ijazah, besok lusanya tinggal daftar jadi mahasiswa diperguruan yang udah mereka pilih masing-masing. Yang mereka rasain cuma, waktu berasa cepet banget berlalu. Keempat anak muda itu lagi asik sendiri ngobrolin ini itu yang makin lama makin ngelantur sana-sini. Handphone Sky bergetar dua kali, nandain kalau dia baru kedapetan SMS. "Minta bantu tolong temenin gue nonton film besok, bisa? Sedih amat kalau nonton sendiri."
Sky terdiam sejenak. Setelah lupa kejadian tadi pagi yang sempet bikin dia penasaran akhirnya terjawab. Gak aneh sih buat dia, soalnya si Genta ini dari dulu sering banget ngajak Sky nonton film di bioskop yang langsung dia tolak tanpa ragu, males banget kalau harus sampe canggung nonton film sama orang yang ketemu ngorol berdua aja belum pernah. Dan anehnya ini cowok selalu datang pas Sky lagi galau baru-baru putus, selalu tau kalau Sky lagi jomblo, dia yang stalker berat apa Sky yang terlalu kentara galaunya? Entahlah yang jelas Genta gak pernah dapet kesempatan buat ngobatin lukanya pas lagi kacau. Sky gak dapet feelingnya. 
Tapi kali ini Sky iseng ngeiyahin tawaran ini cowok. Cuma dengan jawaban "iya, boleh deh". Padahal balasan Sky baru kekirim beberapa detik yang lalu, tapi sudah ada pesan masuk lagi. "Bener? Besok jam berapa? Gue jemput. Rumah lo dimana? Lupa gue."
Tapi Sky gak bales apa-apa. Hal paling dia benci adalah ketika mesti ngejawab persoalan basa basi. Padahal si Genta itu beneran lupa, si Sky nya keburu negative duluan.
...
Matahari berganti shift untuk menerangi bumi. Burung-burung pulang untuk pergi istirahat setelah bernyanyian pagi hari tadi, ayam-ayam pergi tidur bersiap membangunkan para majikan keesokannya.
Pemandangan disudut kamar yang temboknya berwarna biru itu adalah sebuah kasur yang diatasnya sudah pasti ada cewek mungil yg lagi selonjoran santai pakai headshet yang disambungkan ke handphone pribadinya dengan masker rasa aloe vera di wajahnya sambil menutup mata bukan karena tidur melainkan karena tenggelam dalam lagu dan bernyanyi didalam hati.
Tiba-tiba dia membuka mata karena handphonenya bergetar terus. Sky kebingungan sendiri, kenapa hari ini dia kedapetan banyak pesan. Giliran bosan, tak satupun pesan masuk ke handphonenya. 
"Sky, besok ada waktu?".
Sky terkejut bukan main kali ini sampai matanya melotot hampir loncat dari kelopaknya. Tiba-tiba hatinya berdegub kencang tidak karuan. Mau balas tapi jarinya bergetar. Sempat mencubit pipinya sendiri saking tidak percaya kalau Daru ngehubungin dia lagi.
"Santay gue." Sky bales singkat, padahal dia takut kalau pesannya tidak akan dibalas lagi sama Daru. Dalam perasaan was-was antara menunggu Daru balas atau mengirim lagi pesan bertanya, diwaktu-waktu begini rasanya baru 1 menit berlalu saja sudah kerasa lama banget dan berpikir kalau pesannya gak akan dibalas lagi, tidak lama Daru balas to the point ngajakin ketemu ngeberesin masalah mereka sampai jelas. Jelaslah gak bisa dipungkiri Sky ngeiyahin dengan gampangnya.
Malam itu terasa lama bagi Sky yang jadi sulit tidur, gak ada perasaan kantuk meski baca komik, meski menghitung jumlah domba, meski matiin lampu kamar padahal dia gak biasa, Sampai akhirnya dia tertidur padahal sudah hampir pagi.
...
"Ta, maafin ya kayaknya hari ini gak bisa jadi. Gue harus selesain urusan sama Daru."
Sky emang agak kurang sopan sama ini cowok, panggil nama padahal mereka gak sebaya. Genta tahu Daru mantan Sky yang baru putus kemarin-kemarin. Sky itu super baik, tapi bisa jadi super kejam sama orang baru kalau dia ngerasa gak ada perlu apa-apa. Si Genta nelen ludah dari kejauhan, padahal dia baru saja sampai ke Bandung tadi pagi, malemnya ngendarain motor sendirian dari Bogor saking gembira akhirnya bisa nonton bareng Sky. Kesempatan langka baginya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar